Setelah insiden kemaren saya hampir nabrak di jalan lowanu, saya rada penasaran, kenapa juga saya nunduk. Kalopun ngelamun, kan bisa dilakukan sambil tidak menunduk. akhirnya, tadi saya mengulang rute perjalanan itu, sehabis dari bank, menuju ke giwangan, melalui jalan lowanu dari utara ke selatan.
Jebule prab, di sisi jalan sebelah timur jalan lowanu, gorong-gorong nya itu persis ada di tengah jalan. Jadi, akan ada jendolan setiap beberapa meter sekali, itu lho jendolan semacam penutup antara gorong-gorong dan jalan raya, entah deh apa namanya.
Karena saya tidak memakai kacamata dan kebetulan saya lebih merasa nyaman jalan di pinggiran, maka kondisi jalan yang banyak jendolan itu menuntut sudut pandang mata saya untuk lebih memperhatikan jalan dekat, bukan pemandangan lurus ke depan.
jendolan ini lebih mengganggu kalo kita naik mobil. Kita harus sekalian jalan di tengah (betul-betul di tengah dua sisi jalan raya) atau mepet sekali ke kiri. kalo di tengah, kita akan mengganggu pengguna jalan dari arah yang berlawanan. kalau di pinggir, banyak mepet pohon-pohon besar.
case closed then.
Jebule prab, di sisi jalan sebelah timur jalan lowanu, gorong-gorong nya itu persis ada di tengah jalan. Jadi, akan ada jendolan setiap beberapa meter sekali, itu lho jendolan semacam penutup antara gorong-gorong dan jalan raya, entah deh apa namanya.
Karena saya tidak memakai kacamata dan kebetulan saya lebih merasa nyaman jalan di pinggiran, maka kondisi jalan yang banyak jendolan itu menuntut sudut pandang mata saya untuk lebih memperhatikan jalan dekat, bukan pemandangan lurus ke depan.
jendolan ini lebih mengganggu kalo kita naik mobil. Kita harus sekalian jalan di tengah (betul-betul di tengah dua sisi jalan raya) atau mepet sekali ke kiri. kalo di tengah, kita akan mengganggu pengguna jalan dari arah yang berlawanan. kalau di pinggir, banyak mepet pohon-pohon besar.
case closed then.
Labels: mampir ngombe
Post a Comment