Menjelang Pilpres 2014, semua orang berbicara tentang politik. Sayangnya, belum ditemukan alat untuk mengukur berapa banyak energi (kalori) yang dibutuhkan ketika kita sedang berbicara (baca: berdebat) tentang siapa calon terbaik yang layak menjadi Presiden Indonesia. Meski begitu, kita tidak bisa memungkiri bahwa telah terjadi banyak gesekan energi, baik itu di dunia maya maupun nyata. 

Apakah disaat banyak gesekan energi yang terjadi, lantas penjualan alat musik gesek juga naik omsetnya? Saya tidak tau.
Satu hal yang saya tau, sekarang saya tambah gemuk, dan nampaknya selama 30th belakangan ini, kegemukan (obesitas) menjadi masalah di dunia. 

Kemudian polusi pertikaian pilpres semakin sering terjadi. Tadinya teman, lantas jadi perang dingin. Tadinya tidak kenal, lantas jadi musuh. Akhirnya saya lebih tertarik mencari tau penyebab perut saya yang semakin gendut.

Jawaban itu saya temukan dari video presentasi Robert H. Lustig, profesor pediatrik di UCSF (University Of California, San Fransisco). Presentasi beliau yang berdurasi 1 jam 29 menit tersebut membuat saya beberapa kali mengalami momen WOW. (videonya bisa ditonton di www.youtube.com/watch?v=dBnniua6-oM)

Jebule, wabah kegemukan yang melanda di dunia, tidak lepas dari kisah politik dan pilpres. Dr Lustig memaparkan 3 kejadian politik yang turut berperan, yaitu:

  1. Pada tahun 1972, harga pangan di amerika sangat bergejolak, sampai-sampai Richard Nixon (pada saat itu adalah presiden AS ke 37, periode 1969 -1974) kawatir posisinya sebagai presiden bisa LENGSER. Nixon lalu memerintahkan Earl Butz (mentri pertanian pada saat itu) untuk membuat harga pangan menjadi murah, sehingga harga bahan pangan tidak boleh menjadi masalah pada saat pilpres.
  2. Gula jagung (High Fructose Corn Syrup) yang ditemukan di Jepang pada tahun 1966 mulai memasuki pasar amerika pada tahun 1975. Dengan adanya gula jagung, harga gula biasa yang tadinya bergejolak bisa diredam karena harga gula jagung sangat murah sekali. Sejak saat itu, gula jagung digunakan pada hampir semua makanan olahan (pabrikan). Kenapa gula jagung dari jepang berkaitan dengan politik amerika? Perlu kita ingat bahwa jepang mengebom pearl harbor pada 7 Desember 1941. Kemudian amerika membalasnya pada tanggal 6 & 9 agustus 1945, hiroshima dan nagasaki luluh lantak oleh "Little Boy" dan "Fat Man". Setelah jepang menyerah, posisi amerika menjadi penting dalam perekonomian jepang. Menurut analisa saya, masuknya gula jagung ke amerika adalah salah satu pertanda mereka baikan setelah bom boman gitu.
  3. Kebijakan diet rendah lemak yang digagas oleh USDA (US Department of Agriculture), AMA (American Medical Association), dan AHA (American Heart Association) ternyata memiliki kesalahan silogisme. Untuk poin ketiga ini, saya agak kesulitan memahaminya karena berkaitan dengan multi linear regression analysis. mungkin bisa dipelajari lebih lanjut di videonya saja ya.
Nyebelin juga ya, mau menghindari topik politik, lha kok ternyata masalah kegemukan juga ada kaitannya sama politik.

Oke, intinya, penyebab epidemi kegemukan adalah kelebihan konsumsi fruktosa dan kekurangan makanan berserat.

yang menarik bagi saya, Fruktosa diolah oleh tubuh sama persis dengan etanol (biasa didapatkan dari minuman beralkohol). Bedanya, fruktosa tidak memiliki efek memabukkan. Pada video tersebut, Dr Lustig memaparkan bagaimana etanol dan fruktosa diolah oleh tubuh, dan apa hubungannya ketika kita banyak mengkonsumsi fruktosa dan etanol bisa berakibat pada sakit diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dll.

Anehnya, konsumsi fruktosa tidak ada regulasinya. ini berbahaya. jadi saya berkesimpulan, mengkonsumsi minuman beralkohol, jauh lebih aman ketimbang mengkonsumsi HFCS yang bisa ditemukan pada banyak makanan dan minuman pabrikan.

kesimpulannya apa? daripada berantem tentang politik, mending tonton saja deh videonya ya.