semalem makan di sebelah warnet empo. seperti sudah menu lengkap, kalo kita makan pasti ada iringan pengrajin seni suara. kali ini, seni suara itu karya anak kecil. aku hampir tak pernah memberikan receh, atau uang, ketika seni suara itu tak layak dinikmati. tanpa pandang bulu.
aku mengangkat tangan, dan menggelengkan tanganku. lalu kulanjutkan menikmati cathy dan jupe di empat mata.
tiba-tiba dialog anak kecil dengan karyawan warung makan itu mengagetkanku..
"ada tulang ngga...ada tulang ngga...?" begitu kata anak kecil itu.
"tulang..?"
"iya tulang.."
"ada.."
"minta dong..minta.."
aku mulai bertanya-tanya, tulang?
"yaa..cuman satu ya..?"
sambil berjalan keluar, anak kecil itu melihat piring yang belum diangkat, di meja sebelahku.
"asik..ini ada tulang lagi yaa.."
anak itu pun mengambilnya...
jawaban itu masih belum muncul dikepalaku.
sambil membuka pintu warung makan itu, dia berteriak..
"asikk..dapet tulang lagi...kita makannn..."
dan hatiku pun bergejolak, untuk sesaat aku ingin melakukan sesuatu, segera...
aku segera bersyukur, dan berharap mereka memiliki kehidupan lebih baik.
***
"jadi kemane kita malem ini ndok..?"
"hem..kmane ye enaknye.."
"jalan lah..kan final piala champion"
"ow..mau ke mana emangnya"
"paling ke mcd kemang, ama anak2 kosan gw.."
"o.."
"ya kalo bapak instruktur nggak sibuk aja.."
"oke lah..ikut gw...tunggu ya..gw lagi makan di sebelah emporium.."
"oke dok..."
"oke" kututup hp esiaku.
***
di tikungan terakhir ke kemang.
"gimana kalo kita nontonnya di bandung aja?"
"oh iye tu bener.."
"iya ayo bert..brangkat kita.."
"ayuuukkkkkk bandung..."
seisi mobil mendukung, tapi si pembalap, masih urungkan niat.
untuk sesaat, aku ingat seseorang yang biasa bawel pengen ke bandung, dan selalu kecanduan keramaian. satu hal yang aku ingat, kalo orang ini pengen sesuatu, dia akan menghalalkan segala cara supaya hal itu terjadi.
"bensin gw yang tanggung, tugas lu cuman nyetir sampe bandung sebelum jam 2, kan sekarang baru jam 12" aku ketularan menghalalkan segala cara.
"ayuk dah" kata si herbert...
dan si kurus diantara gerombolan si berat pun berangkat ke bandung.
***
ohlala cafe, dago.
semua orang berdiri, berkerumun di belakang.
aku pun bertanya
"lah kita nggak jadi nonton?" saat itu pertandingan sudah dimulai 20 menit...
"seorang bayar 70 ndok.."
"emang kita ber berapa?" sesaat kuhitung ulang gerombolan anak gila. dan sesaat itu pula, penyakit menghalalkan segala caraku kumat.
***
aku baru kali itu nonton bola dalam eforia ramai. ini ya rasanya :)
setelah tendangan penalti terakhir pemain chelsea yang gagal karena kepleset, pendukung MU berteriak sorak sorai.
hanya pendukung chelsea yang diam, dan orang yang cuman pengen ikutan teriak-teriak plus supporter MU hanyut dalam kemenangan.
***
di perjalanan ke bandung dan ke jakarta, rasanya lirik lagu "ada yang hilang" membiusku dalam lamunan. malam ini pun, tulisanku terbius dalam alunan lagu itu.
aku mengangkat tangan, dan menggelengkan tanganku. lalu kulanjutkan menikmati cathy dan jupe di empat mata.
tiba-tiba dialog anak kecil dengan karyawan warung makan itu mengagetkanku..
"ada tulang ngga...ada tulang ngga...?" begitu kata anak kecil itu.
"tulang..?"
"iya tulang.."
"ada.."
"minta dong..minta.."
aku mulai bertanya-tanya, tulang?
"yaa..cuman satu ya..?"
sambil berjalan keluar, anak kecil itu melihat piring yang belum diangkat, di meja sebelahku.
"asik..ini ada tulang lagi yaa.."
anak itu pun mengambilnya...
jawaban itu masih belum muncul dikepalaku.
sambil membuka pintu warung makan itu, dia berteriak..
"asikk..dapet tulang lagi...kita makannn..."
dan hatiku pun bergejolak, untuk sesaat aku ingin melakukan sesuatu, segera...
aku segera bersyukur, dan berharap mereka memiliki kehidupan lebih baik.
***
"jadi kemane kita malem ini ndok..?"
"hem..kmane ye enaknye.."
"jalan lah..kan final piala champion"
"ow..mau ke mana emangnya"
"paling ke mcd kemang, ama anak2 kosan gw.."
"o.."
"ya kalo bapak instruktur nggak sibuk aja.."
"oke lah..ikut gw...tunggu ya..gw lagi makan di sebelah emporium.."
"oke dok..."
"oke" kututup hp esiaku.
***
di tikungan terakhir ke kemang.
"gimana kalo kita nontonnya di bandung aja?"
"oh iye tu bener.."
"iya ayo bert..brangkat kita.."
"ayuuukkkkkk bandung..."
seisi mobil mendukung, tapi si pembalap, masih urungkan niat.
untuk sesaat, aku ingat seseorang yang biasa bawel pengen ke bandung, dan selalu kecanduan keramaian. satu hal yang aku ingat, kalo orang ini pengen sesuatu, dia akan menghalalkan segala cara supaya hal itu terjadi.
"bensin gw yang tanggung, tugas lu cuman nyetir sampe bandung sebelum jam 2, kan sekarang baru jam 12" aku ketularan menghalalkan segala cara.
"ayuk dah" kata si herbert...
dan si kurus diantara gerombolan si berat pun berangkat ke bandung.
***
ohlala cafe, dago.
semua orang berdiri, berkerumun di belakang.
aku pun bertanya
"lah kita nggak jadi nonton?" saat itu pertandingan sudah dimulai 20 menit...
"seorang bayar 70 ndok.."
"emang kita ber berapa?" sesaat kuhitung ulang gerombolan anak gila. dan sesaat itu pula, penyakit menghalalkan segala caraku kumat.
***
aku baru kali itu nonton bola dalam eforia ramai. ini ya rasanya :)
setelah tendangan penalti terakhir pemain chelsea yang gagal karena kepleset, pendukung MU berteriak sorak sorai.
hanya pendukung chelsea yang diam, dan orang yang cuman pengen ikutan teriak-teriak plus supporter MU hanyut dalam kemenangan.
***
di perjalanan ke bandung dan ke jakarta, rasanya lirik lagu "ada yang hilang" membiusku dalam lamunan. malam ini pun, tulisanku terbius dalam alunan lagu itu.
Labels: mampir ngombe
Post a Comment