***
angin malam ini bertiup kencang.
aku takut sakit,
dan takut hatimu mulai dingin.
***
mungkin mulutku bisa bicara bahwa aku biasa bekerja di tempat dingin. tapi tubuhku bereaksi lain, sama seperti hatiku.
angin malam ini bertiup kencang.
aku takut sakit,
dan takut hatimu mulai dingin.
***
mungkin mulutku bisa bicara bahwa aku biasa bekerja di tempat dingin. tapi tubuhku bereaksi lain, sama seperti hatiku.
Cahaya si Kecil
Si Kecil mengambil sepatu kekasihnya,
jalan di luar panas,
si kecil tahu
Kekasihnya memanggil, sini cayang, cium
Kekasihnya bau,
bau belum mandi seminggu cayang
Si Kecil tertawa-tawa,
giginya terlihat semua
eih siapa mau cium abang,
eih siapa cayang-cayang
Si Kecil menyanyi,
menari sambil tertawa kecil
matanya, senyumnya Si Kecil
adalah cahaya kekasihnya
si Abang yang bau belum mandi
NB : Si Kecil slalu menunggu kekasihnya si Ndoch Basin
He3x :>
Puisi ini tentang si Kecil dan Ndoch Basin
Dari Sebuah Tajuk: Mungkin mulutku bisa bicara bahwa aku biasa kekerja di tempat dingin, tapi tubuhku bereaksi lain, sama seperti hatiku
7 hari sia-sia di tempat dingin, katamu. sederet huruf tebal yang kau lirik
sepintas. mungkin tak ingin segera kau baca mengapa dan dimana.
mungkin tak ingin kau bayangkan bagaimana mulutmu bisa bicara. di tengah kegundahan hatimu. tak ingin segera kau ketahui berapa
jumlah kegundahan hatimu sebenarnya. karena ingin segera kau tulis sajak
cinta. sajak penuh aroma bunga. di pagi berteman secangkir kopi. hari ini
Post a Comment