Pluto dan Sri Mulyani,
Beberapa waktu lalu, aku cukup kaget juga baca berita bahwa pluto bukan planet ke sembilan lagi :D (http://www.kompas.co.id/ver1/Iptek/0608/25/113142.htm). Buatku sih nggak ada masalah, apa pluto jadi planet ato nggak. Yang kuingat, dulu aku sangat-sangat kesulitan ngapalin planet dan nama-namanya, hehehe..apalagi suru ngurutin.
Yah, mungkin kalo waktu bisa diputar kembali, salah satu beban masa kecilku itu bisa berkurang, soalnya cukup ngapalin sebanyak 8 planet, bukan 9 :D.
sementara itu, gw lagi menghidupkan mode [salute to Sri Mulyani]
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, "Berhentilah mendikte dan jadilah sebagai mitra. Berhentilah mengirim tim langsung dari Washington, yang hanya mencari masalah dan kemudian menawarkan resep hanya dalam kunjungan dua pekan."
Pernyataan Sri Mulyani itu langsung mengundang riuhnya tepukan tangan menteri keuangan dan gubernur bank sentral, dari 184 negara anggota IMF, yang hadir pada pertemuan itu.
(http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0609/20/utama/2967529.htm)
Hm..lalu apa hubungannya pluto yang mantan planet, dan Sri Mulyani?
Sebenernya nggak ada sih hehehe..cuman lagi iseng aja sama dua hal itu. Tapi gini, IMF yang dulu di dewa-dewakan untuk bisa ngatasin krisis di negara-negara berkembang, ternyata ketauan belangnya juga, bahwa IMF adalah perpanjangan tangan dari pebisnis-pebisnis di amerika serikat.
Keluhan Asia soal Bank Dunia dan IMF sudah menjadi rahasia umum selama ini di kalangan dunia internasional. Misalnya, sudah muncul dugaan kuat bahwa IMF dan Bank Dunia, termasuk Organisasi Perdagangan Internasional (WTO), merupakan perpanjangan tangan dari perusahaan yang listing di bursa AS di New York, untuk bisa meraih proyek di beberapa negara yang dibantu.
(masih di artikel yang sama)
dibutuhkan Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional ke-25 di Praha 25 Agustus lalu untuk memutuskan status Pluto bukan planet, dibutuhkan beribu-ribu orang seperti Sri Mulyani untuk memimpin mengatasi krisis dunia yang sedang terjadi. Dibutuhkan aksi kita, untuk membuat itu semua terjadi.
Beberapa waktu lalu, aku cukup kaget juga baca berita bahwa pluto bukan planet ke sembilan lagi :D (http://www.kompas.co.id/ver1/Iptek/0608/25/113142.htm). Buatku sih nggak ada masalah, apa pluto jadi planet ato nggak. Yang kuingat, dulu aku sangat-sangat kesulitan ngapalin planet dan nama-namanya, hehehe..apalagi suru ngurutin.
Yah, mungkin kalo waktu bisa diputar kembali, salah satu beban masa kecilku itu bisa berkurang, soalnya cukup ngapalin sebanyak 8 planet, bukan 9 :D.
sementara itu, gw lagi menghidupkan mode [salute to Sri Mulyani]
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, "Berhentilah mendikte dan jadilah sebagai mitra. Berhentilah mengirim tim langsung dari Washington, yang hanya mencari masalah dan kemudian menawarkan resep hanya dalam kunjungan dua pekan."
Pernyataan Sri Mulyani itu langsung mengundang riuhnya tepukan tangan menteri keuangan dan gubernur bank sentral, dari 184 negara anggota IMF, yang hadir pada pertemuan itu.
(http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0609/20/utama/2967529.htm)
Hm..lalu apa hubungannya pluto yang mantan planet, dan Sri Mulyani?
Sebenernya nggak ada sih hehehe..cuman lagi iseng aja sama dua hal itu. Tapi gini, IMF yang dulu di dewa-dewakan untuk bisa ngatasin krisis di negara-negara berkembang, ternyata ketauan belangnya juga, bahwa IMF adalah perpanjangan tangan dari pebisnis-pebisnis di amerika serikat.
Keluhan Asia soal Bank Dunia dan IMF sudah menjadi rahasia umum selama ini di kalangan dunia internasional. Misalnya, sudah muncul dugaan kuat bahwa IMF dan Bank Dunia, termasuk Organisasi Perdagangan Internasional (WTO), merupakan perpanjangan tangan dari perusahaan yang listing di bursa AS di New York, untuk bisa meraih proyek di beberapa negara yang dibantu.
(masih di artikel yang sama)
dibutuhkan Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional ke-25 di Praha 25 Agustus lalu untuk memutuskan status Pluto bukan planet, dibutuhkan beribu-ribu orang seperti Sri Mulyani untuk memimpin mengatasi krisis dunia yang sedang terjadi. Dibutuhkan aksi kita, untuk membuat itu semua terjadi.
Post a Comment